Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kanker paru-paru merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia, merenggut nyawa sekitar 1,5 juta orang setiap tahunnya. Penyakit ini umumnya disebabkan karena merokok. Pendeteksian dini diikuti perawatan yang tepat penting untuk selamat dari kanker mematikan yang berkembang dengan cepat ini.
Para periset dari Pusat Riset Kanker Fred Hutchinson di kota Seattle, negara bagian Washington melaporkan mereka sedang mengembangkan tes darah baru untuk mencari protein kanker paru-paru. Protein-protein ini dihasilkan oleh jaringan tumor pada awal-awal perkembangan kanker paru-paru dan bisa di deteksi dalam plasma, komponen darah yang kaya protein.
Para ilmuwan mengatakan tes kanker ini juga sangat sensitif, bisa mendeteksi adanya tanda-tanda yang menunjukkan aktivitas tumor sebelum bisa dilihat alat pemindai canggih seperti CT Scan yang bisa melihat tumor berukuran beberapa milimeter.
Menurut Sam Hanash, ilmuwan di institut Fred Hutchinson dan ketua peneliti tes darah kanker paru-paru, penggunaan CT Scan untuk mendeteksi tumor kecil bisa menyelamatkan pasien yang beresiko menderita kanker paru-paru. Namun ia mengatakan CT Scan memiliki kekurangan, acapkali gambar-gambarnya menunjukkan bintik-bintik yang berpotensi sebagai tumor ganas.

"Yang mengharuskan operasi, namun ternyata tumor itu jinak dan ada kemungkinan komplikasi lainnya. Jadi, perlu tes darah supaya tes CT Scan bisa lebih diandalkan," ujar Dr. Hanash.
Hanash mengatakan tes darah kanker paru-paru untuk mencari protein penyakit itu sama seperti melakukan tes kanker darah lain, termasuk tes CA 125 untuk kanker kandung telur dan antigen khusus prostat atau tes PSA untuk kanker prostat.
Pada eksperimen awal dengan tikus, Hanash dan rekannya menemukan protein penanda dengan menukar gen-gen yang mengakibatkan kanker paru-paru pada binatang kemudian mematikan gen-gen penyebab kanker itu. Hanash mengatakan para ilmuwan kemudian mengamati untuk melihat apakah mereka bisa menemukan protein kanker pada sel kanker paru-paru manusia.
Tambah Hanash, para periset mendeteksi protein penanda yang khas pada sejumlah tumor paru-paru yang berbeda, juga beberapa jaringan molekul gen yang menyebabkan tumor berkembang.
Ia mengatakan langkah berikutnya adalah mengembangkan tes yang bisa digunakan para dokter terhadap pasien yang beresiko menderita kanker paru-paru, kemungkinan dalam dua tahun ke depan.
Artikel yang memaparkan upaya pengembangan tes diagnostik baru bagi tanda-tanda protein kanker paru-paru ini diterbitkan dalam jurnal Cancer Cell.