24 Juli 2015

5 Cara Smartphone 'Hancurkan' Otak Anak

Otak rusak akibat smartphone. Foto
TEHNOgrafi - Teknologi modern seperti televisi dan komputer, memang telah memberikan keuntungan terutama dalam dunia pendidikan. Keduanya akan memberikan akses yang lebih besar kepada informasi, dan presentasi yang lebih menarik.

Tetapi setelah kemunculan gadget, terutama smartphone semuanya berubah. Televisi dan komputer kini mulai ditinggalkan, dan banyak anak-anak yang memulai belajar dan mencari informasi dari smartphone yang selalu digenggamnya.

Namun tentunya, setiap teknologi selain memberikan manfaat, juga memberikan dampak yang buruk, jika tidak diikuti dengan pengawasan dari orangtua. Apalagi anak-anak dapat dengan mudah terhubung ke internet, yang bisa mencari informasi apapun juga tanpa batas.

Gadget terutama smartphone juga menyajikan berbagai macam masalah, yang dapat mengganggu kemampuan dan kesehatan anak-anak secara keseluruhan. Apa saja itu? Baca artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut:

1. Menghabiskan waktu di layar yang panjang dapat menyebabkan Emotional Quotient (EQ) rendah pada anak-anak

Hal ini sangat berbahaya, terutama selama tiga tahun pertama dalam kehidupan seorang anak. Asosiasi dokter anak di Amerika tidak merekomendasikan kepada anak sebelum usia dua tahun, untuk menggenggam smartphone, termasuk menonton televisi secara teratur.

Anak akan mengalami kesulitan berkomunikasi dalam kehidupan nyata, jika mereka sering menatap layar. Mereka akan lebih fokus kepada layar terutama smartphone, daripada memperhatikan satu sama lain.

2. Kesulitan berbicara

Anak-anak di bawah umur 2 tahun, menurut American Academy of Pediatrics (AAP), tidak mempu memahami apa yang ada di layar. AAP mengatakan bahwa, balita di bawah usia dua tidak memiliki kemampuan kognitif untuk memahami apa yang tertera di dalam layar. Sehingga mereka akan mengalami kesulitan untuk berbicara, terutama antara orang tua dan anak. Survei yang dilakukan oleh Common Sense Media mengungkapkan bahwa, 38 persen dari anak-anak di bawah 2 tahun telah menggunakan gadget seperti smartphone atau tablet, bahkan sebelum mereka bisa berbicara atau berjalan.

3. Kurang aktif bermain

Saat ini anak-anak di bawah usia 12 menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar, daripada bermain di luar. John Ratey, seorang dokter di Harvard, menjelaskan dalam bukunya, bahwa keuntungan dari bermain di luar membuat anak menjadi sehat secara fisik dan nyaman secara sosial. Bahkan 10 menit aktivitas fisik, dapat mengubah cara dan fungsi otak.

4. Kesehatan berkurang

Penggunaan terus-menerus dari gadget berteknologi tinggi, dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi anak dan orangtua. Layar back-lit yang digunakan untuk komputer dan smartphone juga dapat menyebabkan masalah mata. Apalagi saat berjalan sambil mendengarkan musik yang menggelegar langsung ke telinga, menyebabkan sakit kepala dan kesulitan pendengaran. Bahkan sosial media bisa membuat anak-anak mudah stres.

5. Anak-anak menderita penyakit mental

Proyek PEACH, yang dilakukan kepada lebih dari 1.000 anak-anak antara usia 10 dan 11 tahun, menemukan bahwa anak-anak yang menghabiskan lebih dari dua jam di depan layar smartphone akan menderita kesulitan psikologis. Ini termasuk depresi, kecemasan, kurangnya perhatian dan perilaku anak sering bermasalah.

Anak-anak harus berinteraksi dengan orangtua atau pengasuh dari sebagian besar waktu mereka. Anak-anak dirancang untuk belajar berinteraksi dengan manusia lainnya, daripada belajar dari layar. Ketika anak Anda menatap layar, keterampilan verbal mereka, pengembangan emosional, dan perhatian dapat berkurang secara tajam. Oleh karena itu, metode tradisional dalam belajar harus selalu dilaksanakan.

Afika sama elin edisi midnight juli 2015









23 Juli 2015

Ayunia Alfahrez Hot Indo Model Adegan Ranjang Photoshoot

Peminat driver gojek membludak

Маша и Медведь - Все серии подряд (38-42 серии)

Museum bank indonesia

Zenit AD di monas

Baby Umberella

How to work gondola in wisma BNI46

Antri naik ke Puncak Monas

See Inside Cawan Monas

Afika belajar nyanyi

Maulana

Topi saya bundar

afika sama ayah. Sama elin

Afika belajar sholat

Afika sama elin di pantai

afika sama ayah. Sama elin

Ayah main pasir sama afika dan elin

Afika belajar sholat

Topi saya bundar feat Afika

Elin cooking

Blur elin

Cara membuat spaghetti versi elin

Elin Sama Afika Back to scholl

Elin bebenah rumah sama afika

Edisi Juli 2015 Season II




















Edisi Juli 2015 season 1