10 Oktober 2011

Bantu Palestina, Indonesia Mobilisasi Negara Dunia


Dubes Palestina untuk RI Fariz Mehdawi (Foto: Fajar Nugraha/Okezone)
Dubes Palestina untuk RI Fariz Mehdawi (Foto: Fajar Nugraha/Okezon
JAKARTA - Duta Besar Palestina untuk RI Fariz N Mehdawi menyebutkan peran yang dilakukan Indonesia dalam mengusahakan pengakuan keanggotaan penuh Palestina dalam tubuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 

Berbicara dengan Okezone di Kedutaan Besar Palestina di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin 26 September 2011, Dubes Mehdawi menyebutkan Indonesia amat aktif membantu masalah Palestina terutama menggalang dukungan dari negara-negara lain.Berikut wawancaranya:

Menurut dubes, apa yang bisa dilakukan Indonesia untuk Palestina?

Indonesia sudah melakukan banyak. Pemerintah Indonesia terlibat dalam seluruh aspek di dunia internasional dalam masalah Palestina. Indonesia mencoba memobilisasi negara lain untuk bekerja sama seperti India, Afrika Selatan atau Brasil, serta negara dalam wadah OKI. 

Sebagai Ketua Asean, saya yakin Indonesia juga mendorong negara anggota Asean untuk mendukung Palestina. Secara praktek Indonesia membantu warga kami dengan memberikan bermacam pelatihan. Banyak siswa kami juga datang untuk mendapatkan pendidikan.

Kami terus melakukan perjanjian kerja sama di berbagai bidang, termasuk pendidikan dan budaya serta kesehatan. Di bidang inilah Indonesia memimpin dibandingkan pihak lain untuk Palestina.

Kami terus juga terus melakukan konsultasi dengan berbagai pihak di negara ini. Palestina juga terus bekerja sama dengan pemerintah dalam berbagai aspek. Tentunya masih banyak ruang lain lagi untuk membuka peluang kerja sama.

Indonesia amat berkomitmen bila menyangkut Palestina. Seluruh wadah politik di Indonesia selalu mendukung kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Palestina. 

Apakah anda atau bahkan Presiden Mahmoud Abbas terus melakukan kontak dengan Menlu Marty Natalegawa atau bahkan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengenai Palestina?

Seluruh kontak tersebut terus berlangsung hingga saat ini. Baik dengan (Menlu) Marty atau Presiden Yudhoyono. Tetapi kontak ini tidak selalu disiarkan ke publik. Semuanya tidak perlu diberi tahu ke masyarakat.

Mereka (Pemerintah Indonesia) terus bertanya apa yang bisa dilakukan (untuk Palestina). Alhamdulillah, hubungan kami terus erat. Presiden Abbas sendiri selalu diterima dengan hangat di Indonesia, begitupun dengan menteri luar negeri kami.

Menlu Marty saya kira setengah dari pekerjaannya di New York, dipenuhi upaya untuk mendukung Palestina. Beberapa kali ia memimpin pertemuan mengenai Palestina. Hubungan ini terus berlangsung terus menerus, tidak hanya sehari, sebulan ataupun selama tahun tetapi tidak putus.

Pihak Hamas menentang upaya Presiden Mahmoud Abbas yang mengajukan keanggotaan penuh di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Perdana Menteri Hamas Ismael Haniyeh sendiri bahkan tidak memperbolehkan rakyat di Gaza untuk mendengarkan pidato Abbas di PBB.

Mengenai hal ini Duta Besar Palestina untuk RI Fariz N Mehdawi menilai, apa yang dilakukan Hamas adalah keputusan mereka. Selama ini rakyat Palestina tetap menganggap Hamas sebagai saudara meskipun tentangan yang mereka layangkan.

Berikut wawancara Dubes Mehdawi kepada Okezone mengenai Hamas di Kedutaan Besar Palestina di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin 26 September 2011.

Pak Dubes, seperti diketahui Hamas tidak menyetujui upaya Presiden Abbas mengajukan permohonan keanggotaan penuh di PBB. Bagaimana menurut Anda?

Saya tidak yakin Hamas tidak mendukung permohonan Presiden Abbas di PBB. Kadang, memang sangat aneh dalam percaturan politik. 

Posisi Hamas memang tidak dapat dimengerti oleh banyak pihak. Bagaimana mungkin di saat dunia mendukung keanggotaan Palestina di PBB mereka justru menolaknya. Saya kira, Hamas berpikir seperti sebuah partai bukan untuk kepentingan Palestina sendiri.

Ada 125 negara yang mendukung Palestina dan mereka menolaknya, hal ini tentunya amat aneh bagi kami. Untuk siapa mereka bekerja sebenarnya? cukup membingungkan melihat mereka melarang rakyat Palestina di Gaza memberikan dukungan kepada Abbas.

Saya kira mereka merasa frustrasi. Mereka berpikir permainan dilakukan antara Hamas dengan Pemerintah Palestina saat ini. Yang penting adalah, pertarungan bukanlah di antara Hamas dan Fatah. Bila Hamas bisa membawa Palestina meraih kedaulatannya, kami tidak akan marah. 

Tidak masalah siapapun yang menjadi pahlawan kemerdekaan Palestina, yang penting adalah kepentingan nasional Palestina dapat terpenuhi yakni kemerdekaan Palestina. Di masa depan yang dibutuhkan ada kesatuan rakyat Palestina.

Ada anggapan Hamas takut bila negara Palestina terbentuk, yang terbentuk hanya sebuah negara boneka untuk Amerika Serikat (AS). Bagaimana dengan tanggapan Anda dengan tuduhan itu?

Kami tidak ingin membangun sebuah negara superpower. Negara boneka atau tidak, kami tidak memiliki impian semacam itu. AS adalah negara besar yang memberikan bantuan besar kepada Palestina, tentunya kami tidak ingin melawannya.

Prioritas kami tentunya sebuah Negara Palestina Merdeka. Prioritas kami membangun warga kami, bukan warga di Tepi Barat saja tetapi di seluruh Palestina. Kami menginginkan kedaulatan penuh di wilayah kami. 

Tujuan utama kami saat ini bukanlah Hamas, mereka adalah keluarga kami. Agenda utama kami saat ini adalah Israel bersedia berdamai dengan kami dan mau menghentikan pembangunan pemukiman mereka di wilayah kami. 
(faj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar